Rabu, 15 Mei 2013

Kultur Jaringan Tanaman Tebu



        Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting yang bernilai ekonomi tinggi, dipakai sebagai bahan baku utama penghasil gula pasir. Pemerintah telah mencanangkan swasembada gula pada tahun 2014. Untuk mencapai sasaran swasembada, salah satu faktor penting adalah perluasan areal. Yang dimaksud dengan kultur jaringan adalah kegiatan laboratories untuk menumbuhkan tanaman pada media agar-agar yang pada periode selanjutnya akan menjadi individu baru yang dapat ditanam di lapang.
 

a. Tahapan kegiatan kultur jaringan
    1. Pembuatan media
        Media tanam yang dibuat adalah media MS I dan MS II. Perbedaan utama antara MS I 
        dan II adalah :
        MS I  → Sucrosa; 2,4 D; digunakan untuk media pembentukan kallus; ± 15 cc.
        MS II → Gula pasir; IAA; digunakan untuk media differensiasi planlets; ± 25 cc.
   2. Pengambilan pucukan
       Dari pucukan, ruas paling bawah yang diambil.
 Gambar 10. Pucukan
   3.Pengelupasan pucukan
      Pengelupasan pucukan bertujuan untuk mempermudah pengambilan dan pemotongan 
      ekplant. ± 20 cm dari ruas terakhir.
Gambar 11. Pengelupasan pucukan
  
  4.Pemotongan ekplant
     Pucuk tebu yang berumur 5 bulan dipotong-potong diatas titik tumbuhnya dengan ukuran 
     0,5 cm. 

Gambar 12. Pemotongan ekplant 
  5. Penanaman pucukan (ekplant)
      Penanaman pucuk tebu yang telah dipotong-potong ke dalam media MS I. Hal ini 
      dimaksudkan untuk mendapatkan kallus. Kallus adalah sel yang tumbuh dari irisan pucuk 
      (ekplant). Kallus yang didapat merupakan bahan tanam pada tahap defferensiasi. Waktu 
      untuk menumbuhkan kallus berkisar 1,5 – 2 bulan.
Gambar 13. Kallus
   6. Penanaman kallus (differensiasi)
      Tujuannya adalah untuk mendapatkan individu tanaman dari hasil penanaman kallus. Kallus 
      yang didapat dikeluarkan dari tabung MS I dan dipilih yang baik dan segar kemudian 
      dipotong kecil-kecil selanjutnya ditanam pada media MS II. Pada media ini akan diperoleh 
      individu – 2 tanaman lengkapa dengan akarnya. Waktu yang diperlukan pada MS II berkisar
      3 – 4 bulan.
 
                    (a) split planlets umur 1 bulan dan         (b) plantlets umur 3 bulan               
                                                    Gambar 14. Differensiasi 
   7. Aklimatisasi I
      Yang dimaksud aklimatisasi ialah penanaman individu tanaman yang diperoleh dari MS II 
      ke media tanah (pasir : tanah : BO = 1 : 1 : 1) yang sudah disterilkan dan ditempatkan di  
      green house. Tujuan dari aklimatisasi adalah untuk mengadaptasikan tanaman dari 
      lingkungan steril ke lingkungan alam bebas. Waktu untuk mengadaptasikan tanaman 
      berkisar 1 – 2 bulan. Sebelum diaklimatisasi tanaman dari MS II dipotong daun dan akar, 
      direndam dalam larutan yetin (antiseptik). Setelah ditanam, kemudian disiram dan ditutup, 
       setelah 5 hari tutup dibuka. Perawatan di bedengan antara lain :
      -  Penyiraman → sesuai dengan kondisi tanah setiap harinya.
      -  Pemupukan I → Za dengan dosis 1 sdm untuk 1 gembor
        (2 bedengan) pada umur 7 hst.
     -  Pendangiran → umur 14 hst.
     -  Pemupukan II → Za dengan dosis 2 sdm untuk 1 gembor
        (2 bedengan) pada umur 14 hst.
     -  Pupuk daun  → 15 cc / 1 l air. Pada umur 21 hst.

Gambar 15. Aklimatisasi
           
   8. Penanaman di polibag (aklimatisasi II )
       Dimaksudkan untuk memisahkan masing-masing individu tanaman ke polibag yang telah 
       diisi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk organik, waktu untuk 
       menumbuhkan tanaman sampai dengan siap ditanam di kebun berkisar 2 – 3 bulan.
      1 leng (8m) diperlukan 27 polibag dengan jarak tanam 30 cm.
      1 Ha = 950 leng
       Maka 1 Ha diperlukan 27 x 950 = 25.650 polibag

Gambar 16. Penanaman polibag di kebun
  
b.  Manfaat kultur jaringan
     Dengan berhasilnya teknik kultur jaringan tebu dan diterapkan dalam praktek maka beberapa keuntungan yang diperoleh antara lain :
·        Tumbuhan yang dihasilkan secara genetik adalah sama dengan induknya.
·        Dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang lebih banyak
1 pucuk → 10 potong ekplant
1 potong → 15 tabung; jika disubkultur dapat menjadi 40 tabung 
1 tabung plantletss → displit bisa menjadi 7 tabung plantletss baru
Maka 1 pucukan dapat menjadi
40 x 7 x 10 = 2800 tabung;
Kontaminasi 10% = maka 2800 – 280 = 2580 tabung; 1 tabung berisi 2 – 3 tanaman.
·        Memuliakan kemampuan produksi bibit yang mengalami tekanan penyakit sistemik.
·        Cepat dari sumber yang terbatas.
·        Bibit yang dihasilkan sehat dan bebas dari penyakit.
·        Dapat dilakukan setiap saat, tidak tergantung musim.
·        Dapat menyediakan bibit dalam lahan yang terbatas
http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/14466074-kultur-jaringan-tanaman-tebu